Lombok Timur, Hariannusra.com - Honor guru ngaji yang biasanya diberikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur menjelang hari raya Idul Fitri, pada tahun 2024 tidak dianggarkan.
Alasan Pemda Lotim tidak menganggarkannya tidak lain karena anggaran daerah tidak cukup untuk membiayai pemberian honor guru ngaji tersebuf.
Hal tersebut dikatakan Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Huzaefah saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (13/12).
Meski demikian, terang Huzaefah, Pemda Lombok Timur akan memberikan honor guru ngaji tersebut melalhi Badan Amil Zakat (Baznas) sehingga tidak terjadi penghapusan ditengaj kondisi keuangan daerah yang masih belum stabil.
"Nanti akan dibahas oleh Bupati bersama Baznas Lotim, terkait honor guru ngaji ini insyallah tetap akan diberikan," ungkapnya.
Huzaefah mengjelaskan, Kesra merupakan bagian yang menangani urusan sosial kemasyarakatan, sehingga dengan melihat kondisi, honor guru ngaji saat ini tidak bisa dianggarkan oleh pemda.
Huzaefah berharap adanya bantuan yang lebih kepada mereka, baik dari Pemerintah atau badan yang ditunjuk karena guru ngaji menurutnya orang-orang yang ikhlas dan berkerja tanpa pamrih.
"Maka saya berharap ada perhatian yang lebih kepada guru-guru ngaji kita, apalagi ini cuma satu kali dalam 1 tahun jadi sangat wajar," harapnya.
Ia juga menyampaikan, bahwa di babian Kesra sendiri di tahun 2024 hanya fokus menyalurkan bantuan untuk sejumlah masjid, Musholla, TPQ dan lembaga lainnya yang mengacu pada proposal yang masuk pada bulan Desember 2023, yaitu berupa semen yang bersumber dari dana Pokok Pikiran (Pokir) para anggota dewan dan hibah bupati dengan total nilai 1 Milyar.
"Sampai saat ini yang masuk Proposal permohonan pada kami 125, per 13 desember 2023, bahkan sudah ada Disposisi pak PJ Bupati mudah-mudahan di 2024 sudah bisa terealisasi," harapnya.
Adapun jumlah semen yang akan diberikan tetap mengacu pada jumlah permintaan yang tertuang dalam proposal yang diajukan, namun tetap juga dilihat dari kondisi setelah dilakukan survei terlebih dahulu untuk memastikan berapa kebutuhan masyarakat.
"Biasanya masjid setelah kita survei diberikan 100 sampai 150 sak, sedangkan untuk musholla 50, itu teknik-tekniknya nanti untuk meratakan, karena tentu masjid tidak sama kebutuhannya dengan musholla," bebernya.
Lebih jauh, Huzaefah mengungkapkan, bahwa pihaknya juga akan menyalurkan bantuan semen sesuai permintaan yang masuk kepada anggota dewan, karena menurutnya proposal bantuan tidak sepenuhnya masuk melalui Bupati dan Kesra.
"Misalnya, ada anggota dewan mempunyai Pokir 100 juta, nanti diserahkan ke kami nama-nama yang akan menerima bantuan tersebut, sehingga, kami tinggal menyalurkannya saja," pungkasnya.