Sosialisasi lanjutan Pemda Lotim dengan Kepala Desa Terdampak SPAM Selatan |
Lombok Timur, Hariannusra.com - Pasca sosialisai Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur yang digelar di Kotaraja berakhir tanpa hasil, Pemda kembali menggelar dialog lanjutan di Sikur pada Kamis, 25 Mei 2023.
Pada pertemuan kali ini, Pemda Lotim juga turut mengundang Kepala Desa dan perwakilan masyarakat yang terdampak dalam proyek SPAM pantai selatan.
Pertemuan tersebut sebagai tindak lanjut dari kesepakatan antara Pemda Lotim dengan Pemdes Kotaraja untuk menghentikan sementara pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) sembari mencari solusi bersama.
Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Timur, H.M. Juaini Taofik seusai pertemuan tersebut mengatakan, pertemuan tersebut untuk merespon hasil sosialisasi di Kotaraja kemarin dimana dirinya telah mencatat beberapa harapan masyarakat.
Juaini mengatakan, ada informasi berbeda yang ada di masyarakat sehingga pada pertemuan kali ini turut menghadirkan instansi terkait untuk menjawab persoalan yang ada.
"Kita mengundang Balai Wilayah Sungai (BWS) yang menjaga aliran sungai dan memastikan supaya air untuk irigasi cukup, dan Balai Prasarana Permukiman Wilyah (BPPW) yang mempunyai wilayah kerja dan para kepala karena termasuk wilayah yang dilalui", terangnya.
Dari pertemuan tersebut, Juaini mengaku memperoleh informasi yang beredar dimasyarakat yang perlu diluruskan.
Salah satunya yakni, terang Juaini, masyarakat belum mengetahui jika ukuran pipa SPAM Selatan, besar di hulu namun kecil di hilir.
"Masyarakat kaget melihat pipa ukuran 16 inc, padahal di dalam perencanaan utuhnya itu dari 16 inc di tengah 14 inc nanti ujungnya sampai 8 inch," bebernya.
Ia melanjutkan, Selain itu, ada kesan air ini hanya akan dibawa begitu saja ke daerah selatan, namun faktanya daerah yang dilalui juga akan turut di aliri, karena kapasitas SPAM tersebut bisa dinikmati oleh 75.000 rumah tangga.
Ketika ditanya terkait sumber mata air yang akan digunakan, Sekda menjawab akan terlebih dahulu akan turun ke lapangan bersama Pemdes untuk menyanding data dari masyarakat dengan data dari Pemda.
Hal tersebut dilakukan dikarenakan dalam pertemuan tersebut ada data yang berbeda yakni data yang disampaikan oleh masyarakat Desa Kotaraja yang menyatakan debit air yang telah terpakai diwilayah Tetebatu mencapai 200 liter per detik dan akan bertambah menjadi 300 liter per detik jika SPAM tersebut beroprasi.
"Tadi dijawab oleh Direktur PDAM, debit air yang dibawa hajya 70 liter per detik, artinya kalai kita membawa 100 liter perdetik maka masih di bawah toleransi", Ungkap Juaini.
Meski demikian, Sekda mengatakan akan turun untuk membuktikan bersama tentang kebenaran jumlah debit tersebut yang nantinya akan disaksikan bersama oleh Pemdes bersama BPD desa-desa terdampak.
Adapun upaya untuk menjaga mata air di wilayah hulu, Sekda berjanji akan melakukan reboisasi. terdapat kawasan di hulu yang telah gundul yang luasnya mencapai 2500 hektar setelah di ukur melalui satelit.
"Saya jamin di tahun 2024, harus ada program reboisasi untuk menjawab kekawatiran masyarakat, selain itu CSR PDAM akan kita pritotiskan ke wilayah hulu supaya ada take and give", tutupnya. (HN)