Kepala Dinas Perdagangan Lombok Timur, L. Dami Ahyani |
Lombok Timur, hariannusra.com - Anjloknya harga tomat membuat petani sangat merugi. Hasil produksi petani dijual dengan harga sangat murah berkisar Rp 20 ribu perkeranjang.
Selain itu, melimpahnya hasil produksi petani membuat beberapa hasil panen rusak dikarenakan tidak terserap pasar.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Daerah Lombok Timur melalui PD Agro Selaparang mencoba menyerap hasil petani tomat dengan menggandeng beberapa Kepala Pasar di Lombok Timur.
Namun banyaknya hasil panen petani tomat membuat pihak Agro Selaparang kewalahan menyalurkan hasil panen para petani.
Menyikapi hal tersebut, Dinas perdagangan Lombok Timur harus turun tangan untuk bisa memasarkan hasil panen tersebut secara lebih luas.
Kepala Dinas Perdagangan Lombok Timur, L. Dami Ahyani saat ditemui di ruangannya mengatakan ikut mengatensi anjloknya harga tomat yang tengah dihadapi petani.
Ia mengatakan, akan meminta partisipasi seluruh kepala pasar untuk memasarkan tomat yang akan di serap terlebih dahulu oleh PD Agro Selaparang.
"saya meminta kepala-kepala pasar ikut membantu menjualkan, soal harga tetap akan berbeda, berapa harga yang petani inginkan dan berapa pula harga dipasaran, selisih harga itu nanti akan disubsidi pemerintah" Imbuhnya (16/09/2022)
Adapun dana yang akan dipergunakan untuk menanggulangi selisih harga di petani dengan harga pasar, diterangkan Dami, akan menggunakan dana bantalan dari APBD Perbubahan yang akan diketok
di DPR nantinya.
Dana bantalan sebesar 8 Miliar tersebut, tersebar pada 6 OPD diantaranya, Dinas Perdagangan sebesar Rp 1 Miliar, Dinas Kelautan dan Peikanan Rp 1 Miliar, Dinas Koprasi dan UKM Rp 2 Miliar dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Rp 1 Miliar.
"Apapun permasalahan di daerah menjadi masalah juga bagi Pemerintah Daerah, dan itu harus di atensi cuma tidak mungkin 1 OPD yang menangani, harus ada OPD terkait juga yang terlibat" terangnya.
Dami melanjutkan, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan rapat koordinasi bersama PD Agro Selaparang, seluruh Kepala Pasar dan pihak Bulog pada senin depan untuk memetakan regulasi yang akan digunakan.
"kita harus kumpul dulu menentukan skemanya bagaimana, yang kita hadapi seperti apa dan regulasinya seperti apa nantinya".
Masih jelas Dami, Jumlah produksi yang akan di akomodir tentunya tidak bisa secara keseluruhan, Ia berharap petani memahami hal tersebut.
"Tentunya semua tidak bisa kita akomodir, dan petani harus memahami itu. tapi ada keterlibatan pemerintah dalam masalah ini" Tutupnya. (HN)