TGB saat memberikan Tausiyah pada Hultah NWDI (foto ist) |
Lombok Timur, Hariannusra.com - Acara puncak Pengajian Akbar pada peringatan Hari Ulang Tahun (Hultah) Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dipenuhi puluhan ribu jamaah.
Acara tersebut dipusatkan di Aula Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (YPH-PPD NWDI) Pancor, Minggu, 18 September 2022.
Acara Hultah tersebut juga untuk memperingati Haul ke-25 Almagfurullah TGKH M. Zainuddun Abdul Madjid.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) NWDI, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhmmad Zainul Majdi dalam tausiyahnya mengatakan pada moment Hultah yang dilaksanakan pasca pandemi, pihaknya tidak mengundang pejabat pusat seperti Presiden dan Wakil Presiden karena dikhwatirkan akan ada pembatasan.
"Mau mengundang mentri juga rata-rata ingin mancalonkan diri sebagai Presiden atau Wakil Presiden, bingung kita nanti, kalau mengundang yang satu kita dibilang mendukung yang ini, maka kali ini kita peringati hultah kali ini dari kita untuk kita jamah NWDI" Ujarnya.
TGB juga menyampaikan, untuk mengukur keberhasilan jangan hanya dari keberhahasilan membangun banyak gedung megah. Akan tetapi, harus diukur dari bagaimana mengisi hati dengan hal-hal yang baik.
Ia juga meminta kepada generasi NWDI untuk bergerak mensiarkan ajaran NWDI seperti apa yang dilakukan Almagfurullah Maulana Syaikh ketika dulu mengajar dengan cara mendatangi murid-muridnya.
Selama 25 tahun lalu Almagfurulllah Maulanasyaikh wafat, akan tetapi dikatakan TGB, Ia (Almagfurullah Maulana Syaikh) tetap dirindukan .
Maulanasyaikh, sambung TGB, tak pernah meninggalkan jamaahnya. Banyak hal yang membuat keberadaan maulanasyaikh selalu diingat seperti karya-karyanya berupa hizib, doa, tarekat, salawat yang ditinggalkan untuk jamaah.
Selain itu pula ada wasiat yang dititipkan kepada jamaah. dan semua itu menunjukkan bahwa maulanasyaikh tak pernah meninggalkan jamaah.
"Nilai perjuangan maulanasyaikh selalu melekat, terutama prinsip-prinsip Ahlussunnah Waljamaah. Sekarang ini ada guru pejuang yang disebar diseluruh indonesia. Guru pejuang ini, bagian dari busur perjuangan," Ungkap TGB. (HN)